Literasci

Berbagi tips kesehatan yang bisa dilakukan sehari hari.

LightBlog

Menjelang pemilihan umum tahun 2019, suhu politik di Indonesia semakin memanas saja. Mulai dari pertarungan hashtag, saling teriak di media ...

Utang Negara

Menjelang pemilihan umum tahun 2019, suhu politik di Indonesia semakin memanas saja. Mulai dari pertarungan hashtag, saling teriak di media massa dan berbagai cara bertengkarnya orang besar yang lain. Wait, ini bukan blog politik, saya juga bukan orang yang gabung di partai politik hahaha.

Namun, meski tidak terlalu memerhatikan politik, kadang kita mendengar dan melihat apa yang ada di media sosial dan media massa seolah oleh seperti lelucon. Tentang hutang negara misalnya.

Berapa hutang Indonesia hari ini? 4000 Triliun, katanya. Angka ini tentu saja angka yang sangat besar, pendapatan negara tahun kemarin saja tidak mencapai 2000 Triliun, mau bayar hutang darimana, iyakan? Eh, tapi biasanya juga gitu ding, penghasilan kita perbulan dua juta, tetapi berani hutang sepuluh juta bahkan puluhan juta. Kenapa? karena kita punya agunan, ada uang jaminan. Lah kalau negara, agunannya apa? ternyata Indonesia memilii aset sebesar 6000 Triliun. Kalau asetnya dijual semua, hutang pasti lunas, haha. Tapi apa iya? ya jangan.

Sebentar deh, siapa sih yang suka teriak teriak perkara hutang? tetangga rumah? teman sekelas? Kalau saya, karena orang desa, paling ya ibu sama tetangga yang suka ngeluh hutang. Paling juga hutang di warung depan rumah, itupun esok lusa langsung dibayar, yakali hutang di warung kecil sampai berbulan bulan, kasihan amat penjualnya.

Lalu siapa yang suka teriak teriak hutang negara? Pengamat politik? Wakil Rakyat? ya, wakilnya rakyat itu paling suka teriak teriak perkara utang Indonesia. Ya iyalah mereka teriak, kan mereka mewakili kita, mewakili rakyat kecil. Lah tapi, apa mereka lupa ya, kan Hutang Negara itu juga hasil pembahasan mereka. Wakil Rakyat, Gubernur Bank Indonesia, Pemerintah melakukan pembahasan berbulan bulan, hingga akhirnya APBN itu ditandatangani oleh Wakil Rakyat, sepertinya Pak Presiden juga ikut tanda tangan.

Lah kalau Wakil Rakyat teriak teriak, mengkhawatirkan masa depan anak cucunya yang disebabkan pemerintah kebanyakan hutang, bukannya mereka juga yang menyetujui? lelucon

#kelasnonfiksi, #odop, #odopbatch5, #Onedayonepost, #tantangan,

0 komentar: