Literasci

Berbagi tips kesehatan yang bisa dilakukan sehari hari.

LightBlog

Secara normal, manusia memiliki dua telinga untuk mendengar dan satu mulut untuk berbicara. Pun manusia memiliki dua mata untuk melihat dan...

Membaca dan menulis

Secara normal, manusia memiliki dua telinga untuk mendengar dan satu mulut untuk berbicara. Pun manusia memiliki dua mata untuk melihat dan dua tangan untuk beraktivitas. Maka, seharusnya ada jauh lebih banyak yang didengar, dibaca dan dikerjakan daripada berbicara.
Namun, setiap aspek itu tidak bisa dipisahkan satu persatu. Perpaduan setiap hal itu menjadikannya menjadi lebih baik dan menghasilkan sesuatu yang manfaat.

Sejak bayi, setiap orang terbiasa untuk melakukan yang pasif terlebih dahulu baru melakukan tindakan aktif. Anak kecil bisa memanggil mama dan papa karena sejak lahir orang tuanya mengajarkan begitu. Bukankah hakekat belajar memang seperti itu?

Maka, hari ini, setelah akhirnya menginjak usia yang tidak lagi kecil ini, kita semestinya masih menggunakan apa yang selama ini diajarkan oleh Allah. Lebih banyak mendengar dan membaca, baru kemudian berbicara dan bertindak.

Program One Day One Post adalah kegiatan yang sangat baik bagi orang orang yang ingin menjadi penulis. Tidak, bukan hanya untuk penulis buku seperti yang mungkin banyak orang pikirkan. One Day One Post teramat tepat untuk yang ingin menulis apapun. Apalagi untuk orang orang yang selama ini beralasan tidak bisa menulis dan tulisannya tidak bagus.

Yang perlu diingat adalah setiap orang biasanya mulai belajar menulis sejak balita. Bahkan sejak umur 2 tahun, biasanya sudah mulai senang untuk bermain main dengan alat tulis. Lantas layakkah yang sudah sebesar ini bilang tidak bisa menulis? Betapa melupakan jasa orang orang yang sudah mengajarkan kita menulis sejak kecil.

Bergabung dengan One Day One Post bisa menjadi satu titik dimana paksaan menjadi metode manjur untuk membuat seseorang rajin menulis. Meski menulis 300 kata dalam sehari sebenarnya sudah biasa dilakukan, menulis teks percakapan Whatsapp misalnya, tetapi ternyata menulis untuk dipost di blog tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak yang gugur, bahkan sejak pekan pertama program dimulai.

Lantas, bagi yang sudah lulus, apakah kemudian berhenti begitu saja? ah tentu saja sudah semestinya tidak. Sebuah tindakan yang dilakukan berulang kali akan menjadi kebiasaan. Dan setelah dua bulan menulis setiap hari, maka tidak ada lagi alasan untuk tidak bisa. Namun kemudian, menulis apapun yang terlintas dipikiran memang bisa dilakukan, tetapi pengembangannya tidak bisa hanya selesai sampai disitu.

Seperti yang tertulis di atas, membaca dan menulis adalah perpaduan yang tepat, layaknya sesendok Kopi Merapi dipadukan gula dan krimer dengan kadar sesuai selera. Dan itulah alasanku untuk bergabung dalam Reading Challenge One Day One Post #3. Sekian ^.^


#TantanganTingkat1
#RCO'3
#ODOP
#Onedayonepost


4 komentar:

  1. Bagus.. mau krisa tapi saya belum tahu ilmunya.
    Maka diam...biar tidak menyesatkan...hehehe

    BalasHapus
  2. Bagus.. mau krisa tapi saya belum tahu ilmunya.
    Maka diam...biar tidak menyesatkan...hehehe

    BalasHapus
  3. Ahh Kopi Merapi, jadi ingin coba 😆

    BalasHapus
  4. Semangat menulis dan membaca...💪

    BalasHapus